Senin, 28 Desember 2015

Review Jurnal motivasI

PSIKOLOGI MANAJEMEN
REVIEW JOURNAL MOTIVASI
 

By:
Kelompok Pisang
1. Adam Prasentiatara `                    (10513117)
2. Dhea Zahra A                                  (12513220)
3. Mega Elvira                                     (15513384)
4. Nurfahsyahbani R                           (16513654)
5. Ridho Maulana H                           (17513625)







Kelas 3PA 06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015






Judul Jurnal       : Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Simulasi di Kelas V SDN Pembina Tataba

Jurnal                 : Jurnal Psikologi Pendidikan

Penulis                : Nurfadilah Kisman, Bonifasius Saneba, dan Hasdin

Vol                       : Vol. 2

No                        : No.03 ,

Tahun                  : Februari 2014

DOI                     : ISSN 2354-614X











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Mata pelajaran PKn disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan dimasyarakat.
Namun ketuntasan itu tidak kunjung tercapai. Maka melalui penelitian tindakan kelas, kami akan menerapkan metode pembelajaran simulasi, yang berkarakter melibatkan peserta didik secara maksimal, untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
Permasalahan dalam pencapaian kesuksesan kegiatan belajar mengajar kerapkali disebabkan oleh penerapan strategi pembelajaran yang tidak tepat dan terkesan monoton bahkan membosankan. Penyebab utama dari masalah ini adalah selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvesional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang. Termasuk adanya penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru dan siswa.
Permasalahan yang dihadapi di kelas V SDN Pembina Tataba adalah rendahnya hasil belajar PKn. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut: pertama bagaimanakah keefektifan penerapan pembelajaran PKn dengan metode simulasi dikelas V SDN Pembina Tataba kedua bagaimanakah deskripsi pembelajaran PKn melalui metode simulasi. Berdasarkan pada masalah-masalah yang muncul di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan lebih banyak disebabkan ketidak tepatan guru dalam metode pembelajaran. Hal tersebut terbukti bahwa guru hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar, sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, yang berakibat kurang kuatnya pemahaman terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya.



B.     Metodelogi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap evaluasi/observasi, dan 4)tahap refleksi. (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005;30)
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Pembina Tataba yang terdaftar tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang . Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : Data kualitatif yaitu data yang hasil observasi aktifitas guru/peneliti dan aktifitas siswa dalam pembelajaran PKn. Data kuantitatif yaitu data yang di peroleh dari hasil tes hasil akhir siswa. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Lembar observasi, guru dan siswa untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan model pembelajaran PKn di kelas. Tes hasil belajar, untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah diberikan penerapan metode simulasi. Jurnal refleksi diri, untuk memperoleh data tentang refleksi diri. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2) menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 1997:34)











BAB II
ISI

A.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan wawancara dan dianalisis dengan analisis tematik.
           
B.     Hasil Penelitian
Hasil Pra Tindakan
Hasil pengamatan tentang pemberian metode simulasi siswa tersebut dapat dihat dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori sangat kurang, 5 aspek yang kategori kurang, 8 aspek yang kategori cukup, 2 aspek dalam kategori baik dan tidak ada dalam kategori sangat baik.

Hasil Tindakan Siklus I
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi. Hasil pengamatan terhadap guru dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas V. Hasil pengamatan tentang pemberian metode simulasi siswa dapat dilihat dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas 9 aspek yang berkategori cukup, 7 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik

Hasil Tindakan Siklus II
Dari hasil yang diperoleh pada siklus satu, maka di upayakanlah perbaikan-perbaikan penerapan metode simulasi. Meskipun hasil yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan, namun masih di lanjutkan pada siklus yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Hasil pengamatan tentang pemberian metode simulasi siswa tersebut dapat di lihat pada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas tidak ada aspek yang dalam kategori kurang dan sangat kurang, 1 aspek yang berkategori cukup, 9 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 6 aspek yang berkategori sangat baik.

C.    Pembahasan

Memperhatikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN Pembina Tataba, yang diambil dari hasil evaluasi baik evaluasi pra penelitian (tes awal) maupun hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat menunjukan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa dapat meningkat secara bertahap dengan menerapkan metode simulasi yang baik dan benar. Guru di kelas khususnya mata pelajaran PKn di kelas V SDN Pembina Salakan cenderung menguasai proses belajar-mengajar, sehingga siswa pun cenderung vakum dalarn proses pembelajaran yang akhirnya mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam menelaah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasan yang diberikan. Akibatnya dapat menurunkan kualitas siswa dalam belajar yang berdampak pada minimnya hasil yang diperoleh siswa.









BAB III
Penutup

Kesimpulan dan saran
Penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga menurut peneliti hal itu dapat merangsang pikiran, perasaan. serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi, tidak terdapat kekeliruan. tercipta interaksi dan komunikasi yang santai dan terarah. Hal-hal yang demikianlah membuat siswa menjadi senang sehingga mengikuti penuh proses pembelajaran. Serta disarankan para guru untuk menggunakan hasil penelitian ini dengan baik dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas. Penerapan metode simulasi hanyalah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan. Para guru dapat mencari metode. Media atau strategi pembelajaran yang lain yang unik untuk meningkatkan kompetensi siswa








DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Ilmiah, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, (2005). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Direktorat Pendidikan Nasional

Briggs. (1990). Psikologi Motivasi, Minat Jabatan, Inteligensi, Bakat dan Motivasi Kerja, Wineka Media, Surabaya.

Gagne. (1970). Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bhakti.

Hasibuan dan Modjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Cipta. Sadiman dkk. (1991). Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta































Selasa, 17 November 2015

Reviem Film Love Other Drug (Motivasi)

Psikologi Manajemen
MOTIVASI



By:
Kelompok Pisang

1. Adam Prasentiatara          `           (10513117)
2. Dhea Zahra A                                (12513220)
3. Mega Elvira                                   (15513384)
4. Nurfahsyahbani R                                    (16513654)
5. Ridho Maulana H                         (17513625)


Kelas 3PA 06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.

Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.

BAB II

Review Film Love Other Drug
                                                                                                       
A. SINOPSIS FILM
Love Other Drug
2010
Dalam film Love Other Drug, Jake Gyllenhaal berperan sebagai Jamie seorang pria yang tampan dan banyak di gemari oleh wanita, Jamie sangat mahir dalam bidang penjualan. Dia bekerja di sebuah toko elektronik dan berhasil menjual banyak barang dengan cara yang sangat meyakinkan pembelinya untuk membeli barang-barang yang dia tawarkan. Tetapi dia dikeluarkan oleh manager toko elektronik tersebut karena Jamie telah mencumbu kekasih managernya. Setelah dikeluarkan Jamie mencari lahan pekerjaan lainnya yang sesuai dengan kemampuannya. Jamie ditawarkan pekerjaan baru sebagai penjual obat-obatan ke rumah sakit oleh Bruce Winston (Oliver Platt). Jamie mengikuti berbagai training dari perusahaan obat tersebut yang bernama “Pfizer”. Jamie harus menjual obat yang bernama Zoloft ke seluruh rumah sakit agar obat tersebut dapat dikonsumsi oleh pasien dan tingkat penjual obat tersebut meningkat. Tidak mudah awalnya Jamie menjalani pekerjaan barunya, namun dengan segala kemampuannya dia tetap berusaha untuk menjual obat tersebut.
Saat memasarkan obat ke rumah sakit, di sana Jamie bertemu dengan Maggie Murdock (Anne Hathaway) seorang gadis penderita parkinson stage 1. Jamie yang sebelumnya mengira dia hanya sekedar penasaran dengan gadis tersebut akhirnya menyadari kalau hatinya kali ini benar-benar jatuh cinta. Jamie harus berusaha dengan sangat baik untuk mempertahankan Maggie di dalam hidunya. Berkali-kali Jamie dan Maggie berusaha untuk menyudahi hubungan mereka. Hal ini dikarenakan Maggie merupakan tipe orang yang tidak ingin membuat orang menjadi ikut kesulitan karena penyakit yang ada dalam dirinya. Dan pada akhirnya Jamie mencapai kesuksesan dan menemani Maggie sampai akhir hayat.
B.  MOTIVASI
                Robbins dan Judge (2007) motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Samsudin (2005) motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.
Mangkunegara (2005) motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
Menurut Uno (2007) motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita,penghargaan dan penghormatan.
Menurut Sargent (1999) motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak merupakan bentuk dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon seseorang terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri seseorang agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh seseorang tercapai.


C. TEORI MOTIVASI
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory)
1.      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
·         Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar
·         Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
·         Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
·         Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
·         Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu

2.      Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat  kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
3.      Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan bahwa  pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
4.      Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007)
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari  ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
(1) Upah.
 (2) Kondisi kerja.
 (3) Keamanan kerja.
(4) Status.
(5) Prosedur perusahaan.
 (6) Mutu penyeliaan.
 (7) Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan.
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
 (1) Pencapaian prestasi.
(2) Pengakuan.
(3) Tanggung Jawab.
(4) Kemajuan.
(5) Pekerjaan itu sendiri.
(6) Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
5.      Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a)      Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi  dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil
b)      Kebutuhan akan kekuatan (need for power) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c)      Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
            Berdasarkan berbagai teori diatas kelompok kami memasukkan teori dua faktor dari Herzberg , dimana Herzberg menitik beratkan motivasi seseorang terdapat dari faktor Hygine dan faktor intrinsik , berikut uraiannya :
faktor Hygine (konteks pekerjaan) meliputi :
(1) Upah
·         Jamie keluar dari pekerjaan yang lama karena gaji yang ia terima tidak sebanding dengan apa yang sudah ia kerjakan
 (2) Kondisi kerja.
·         Saat Jamie bekerja di toko elektronik Jamie mendapatkan sebuah kenyamanan bekerja ditempat itu karena Jamie dapat beradaptasi dengan baik dengan kondisi kerja disana sehingga menghasilkan provit yang besar untuk toko tersebut.
·         Saat Jamie telah bergabung dengan Pfizer kondisi kerja nya turun ke lapangan dan menawarkan obat ke rumah sakit dan dokter-dokter.
·         Kondisi kerja Jamie yang membuat Jamie terus mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh pasien agar obat yang nantinya akan dijual akan dibeli opleh pasien.
 (3) Keamanan kerja.
·         Saat Jamie  bekerja di Pfizer Jamie harus rela hujan-hujanan saat menawarkan produk dari Pfizer
·         Saat Jamie bekerja di Pfizer agar mendapat perhatian para dokter Jamie harus mengambil resiko menukar produk saingannya dengan produk dari Pfizer dan akhirnya ketawan dengan saingannya lalu Jamie di pukul bertubi-tubi.
 (4) Prosedur perusahaan.
·         Saat bekerja di toko elektronik Jamie harus menjual barang-barang elektronik tersebut sebanyak-banyaknya agar meningkatkan penjualan di toko tersebut.
 (5) Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan.
·         Jamie keluar dari pekerjaan sebagai penjual toko elektronik selain karena mencumbu kekasih manager nya ia juga merasa tidak mendapatkan hak nya ketika ia telah berhasil menjual barang-barang elektronik sampai meningkatkan keuntungan di toko tersebut.
·         Saat Jamie menjalankan bisnis nya di Pfizer ia memacu diri nya agar bisa melebihi saingannya dari perusahaan Prozac karena saingannya ini dapat menjual obatnya dengan penjualan yang sangat memuaskan.
Sedangkan faktor Intrinsik meliputi :
 (1) Pencapaian prestasi.
·         Saat Jamie bekerja di toko elektronik Jamie dapat meningkatkan keuntungan pada toko tersebut berkat usaha Jamie menjual barang-barang elektronik. Tetapi prestasi ituu tidak di apresiasi oleh atasannya.
·         Saat Jamie bergabung di Pfizer dia tahu obat apa yang dibutuhkan oleh pasien sehingga ia memberikan ide menjual obat untuk penderita disfungsi seksual. Dan obat tersebut bernama Viagra laku keras.
(2) Pengakuan.
·         Saat Jamie bekerja di toko elektronik Jamie tidak dapat sebuah pengakuan yang besar dari atasannya atas prestasi kerjayang sudah ia capai untuk tempat dimana ia bekerja.
·         Saat Jamie dapat menjualkan Viagra dan Pfizer mendapatkan keuntunganyang besar Jamie mendapatkan reward untuk dapat pergi ke Chicago.
(3) Tanggung Jawab.
·         Saat Jamie bekerja di toko elektronik Jamie dapat melaksanakan kewajibannya dalam menjual barang-barang elektronik dengan baik.
·         Jamie menjual obat Zoloft untuk memenuhi target dari perusahaan Pfizer  sayangnya tidak begitu baik dalam memenuhi target tersebut.
(4) Kemajuan.
·         Saat Jamie bekerja di toko elektronik dan dapat meningkatkan penjualan yang baik hal itu membawa dampak positif untuk kemajuan toko tersebut sehingga banyak konsumen yang datang ke toko tersebut karena pelayanan Jamie sangat memuaskan..
·         Jamie juga member dampak positif untuk Pfizer ketika obat Viagra tersebut laku dimana-mana sehingga menaikkan nama perusahaan Pfizer dikalangan dokter dan rumah sakit lainnya.
(5) Kemungkinan berkembang.
·         Saat Jamie merasa ketidakpuasan dalam pekerjaan lama nya ia mencari pekerjaan baru yang sekiranya menurut dia dapat mengeksplor dirinya dalam dunia penjualan.
·         Jamie termotivasi oleh saingannya dari perusahaan Prozac dan dia belajar dari saingannya tersebut bagaimana cara menjual produk obat tersebut.








           BAB III
 KESIMPULAN
     Film Love Other Drug Apabila dikaitkan dengan pengertian dari Sargent “sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak merupakan bentuk dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya.” Dalam film ini Jamie melakukan apapun untuk Maggie agar penyakit Parkinson yang diderita oleh Maggie cepat teratasi. Jamie mencari dokter dan rumah sakit ke berbagai Negara untuk menangani penyakit yang Maggie derita.
     Selain itu apabila film Love Other Drug dikaitkan oleh teori dua faktor dari Herzberg Jamie dari faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas Jamie adalah orang yang memiliki motivasi tinggi.
    

           















DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama        
Robbbins  dan Judge. (2007). Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat
Sadili Samsudin. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia.