Sabtu, 28 Maret 2015

Tugas Kesehatan Mental 6

Nama  : Nurfahsyahbani Ramitha
NPM    : 16513654
Kls        : 2PA06
Tugas Kesehatan Mental 5
Teori Kepribadian Sehat
g. Pendapat Fromm
Erich Fromm yang pernah menuliskan “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan sosial dan kultur begitu penting, fromm percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat. Jadi kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau mengambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Akan tetapi ada salah satu pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.

A.      Pengertian dasar dari teori fromm

Fromm adalah seorang teoretikus kepribadian yang handal, beliau sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan dan filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang hal itu adalah situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer dengan orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya tentang irasionalitas manusia, fromm mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian dalam suatu seri buku-buku yang sangat populer pada saat itu. Sistemnya menggambarkan kepribadian sebagai suatu yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga oleh kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan spesies manusia.
Fromm menulis “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat di mana kita hidup ”. karena kekuatan sosial dan kultural begitu penting, from percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat (masa lampau dan sekarang) dikarenakan memahami struktur anggota-anggota individu dalam masyarakat itu. Jadi, kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya dengan individu. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kerena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika dibandingkan dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu. Suatu masyarakat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya kesempatan, kecenderungan yang diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan individu berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
Menurut fromm, kita adalah makhluk yang unik dan penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang sederhana, kita tidak bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting antara manusia dengan binatang adalah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.



B.      Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif  , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif  meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.

C.      Ciri-ciri kepribadian yang sehat

Sebagai organisme yang hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mebdorong semua organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini, kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan binatang-binatang yang lebih rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi kepribadian manusia.
Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut; perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan dengan cara irasional.
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1.      hubungan
manusia menyadari hilangnya ikatan utama  dengan alam dan dengan satu sama lainnya. Kita mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini.
Dalam sistem fromm, orang-orang yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya menurut proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan kehilangan seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang penyakit jiwa.
2.      trasendensi
trasendensi berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
3.      berakar
hakikat dari kondisi manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
Fromm mengemukakan suatu cinta yang berfokus pada negaranya sendiri mengeluarkan cinta untuk negara orang lain dan ini merupakan suatu bentuk pemujaan berhala, bukan atas nama cinta.
4.      perasaan identitas
manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya tentang dia, siapa dan apa.
Cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu perasaan tertentu tentang identitas diri.
Orang-orang yang mengalami individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain.
5.      kerangka orientasi
bersambung dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan semua gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Sumber :
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.

Hall S, C .,& Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta.

TUGAS KESEHATAN MENTAL 5

Nama  : Nurfahsyahbani Ramitha
NPM    : 16513654
Kls        : 2PA06
Tugas Kesehatan Mental 4
Teori Kepribadian Sehat
 f. Pendapat Maslow
Pandangan dari Abraham Maslow yang optimistis dan humanistik tentang kodrat manusia ialah mempelajari berapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia secara utuh. Dalam pandangan humanistik ini, sebenarnya manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai.

A.  Hierarki Kebutuhan Manusia
Menurut Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi, yakni aktualisasi-diri. Berikut 5 kebutuhan-kebutuhan itu dalam tingkatan dari yang rendah ke yang tinggi:
1.       Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis
adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup.
2.       Kebutuhan-kebutuhan Akan Rasa Aman
adalah kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.
3.       Kebutuhan Akan Memiliki dan Cinta
yang dimaksud adalah kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian yang sama dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain.

4.        Kebutuhan Akan Penghargaan
Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam masyarakat. Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan dari, kita merasa yakin dan aman akan diri kita, kita juga merasa berharga dan adekuat.

5.       Kebutuhan Akan Aktualisasi-Diri
Aktualisasi-diri didefinisikan sebgai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Dalam diri orang yang mengaktualisasikan diri, yakni orang yang bergerak atau tumbuh dengan cara yang sehat, kebutuhan-kebutuhan yang rendah tidak berbenturan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar.

B.  Kepribadian yang Sehat Menurut Maslow
Ada beberapa pendapat Maslow mengenai individu yang sehat itu seperti apa. Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.

C.  Perbedaan "Meta needs" dengan "Deficiency needs"
Meta needs atau "meta kebutuhan" merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau ke arah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Disini terdapat B-values yakni tujuan-tujuan dalam dirinya sendiri, bukan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Deficiency needs merupakan keadaan-keadaan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misal, apabila pada suatu waktu kita tidak makan, maka kita akan merasa ada kekurangan di dalam tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak. Kita memiliki suatu kebutuhan khusus (lapar) akan objek tujuan khusus (makanan).

D.  Ciri-ciri "Actualized People"
Berikut ciri-ciri yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri:
1.        Mengamati Realitas Secara Efisien
Individu yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif.
2.       Menerima diri mereka sendiri, orang-orang lain, secara kodrati seperti apa adanya
Individu yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan  mereka tanpa keluhan.
3.       Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
4.       Fokus Pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Mereka senang melakukan pekerjaan mereka dan mengabdikan kebanyakan energi mereka kepada tugas tersebut.
5.       Memiliki Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Memiliki suatu kebutuhan yang untuk pemisahan dan kesunyian.
6.       Berfungsi secara Otonom
Prefernsi dan kemampuan untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik.
7.       Apresiasi yang Senantiasa Segar, Bukan Penuh Prasangka
Senatiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu  bagaimananapun seringnya pengalaman itu terulang, disertai perasaan kenikmatan yang segar, terpesona, dan kagum.
8.       Memiliki Pengalaman Mistik
Diri dilampaui dan orang sehat itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
9.        Memiliki Minat Sosial
Memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap semua manusia dan juga keinginan untuk membantu sesama.
10.   Hubungan Antarpribadi
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain dan mampu memiliki cinta yang lebih besar serta persahabatan yang lebih dalam.
11.    Watak yang Demokratis
Membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, goglongan politik atau agama, ras dan warna kulit.
12.   Tidak Mencampurkan antara Sarana dan Tujuan
Membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.
13.   Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Humor yang bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, bukan kepada seorang individu yang khusus.
14.    Resistensi terhadap Inkulturasi
Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial. Mereka mempertahankan batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka sendiri.

Sumber Referensi:
Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori holistik (organismik-fenomenologis).  Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius

Minggu, 22 Maret 2015

Tugas Softskill 4

Nama  : Nurfahsyahbani Ramitha
NPM    : 16513654
Kls        : 2PA06
Tugas Kesehatan Mental 4

Teori Kepribadian Sehat
·         Pendapat Rogers
Memahami dan Menjelaskan teori kepribadian sehat menurut Rogers meliputi :
1.      Perkembangan kepribadian ‘self’
2.      Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu
3.      Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya

1.      Perkembangan kepribadian “self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman-pengalaman realita masing-masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur, anak bisa berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan kepada baby sister.
2.      Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C.    Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers:
Pertama, orang yang sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum. Keempat, manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima, manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar   ataupun yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya. Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akanlebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a.      Keterbukaan pada pengalaman
b.      Kehidupan eksistensial
c.      Kepercayaan terhadap organism sendiri
d.      Perasaan bebas
e.       Kreatifitas

Sabtu, 14 Maret 2015

Tugas Kesehatan Mental 3

Nama : Nurfahsyahbani R
NPM : 16513654
Tugas III Softskil Kesehatan Mental

-          Memahami dan menjelaskan pandangan aliran Humanistik dalam tentang kepribadian yang sehat serta mampu membedakan aliran Psikoanalisa,Behaviortistik dan Humanistik tentang kepribadian yang sehat
Humanistik
Ahli-ahli psikologi pertumbuhan kebanyakan memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik telah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang di gambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanisik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisismemberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritikini adalah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum”.
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditemtukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur napas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang megikuti ajaran-ajarannyamemepelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidakberbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja, segi-segi pandangan ini memberikan suatu gambaran yang pesimistis tentang kodrat manusia. Kita dilihat oleh para behavioris sebagi orang-orang yang memberikan respons secra pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang, dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui dan kebenaran-kebenaran setengah-setengah, dan sudah pasti merupakan suatu metode dan juga khayalan. Seperti telah diketahui, konsep itu menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia.

Perbedaan Aliran Psikoanalisa, behaviouristik, dan Humanistik
a.       Aliran Psikoanalisa
Aliran ini diprakarsai oleh Sigmund Freud. Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan dalam dalam perilaku dan pikiran.
b.      Aliran Behavioristik
Aliran ini diprakarsai oleh John B. Watson. Dalam teori ini menyatakan bahwa subjek psikologi dibatasi pada studi mengenai perilaku dan kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi dan menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi.
c.       Aliran Humanistik
Aliran ini diprakarsai oleh Abraham Maslow, Rogers, dan Jung. Dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perilaku harus belajar memehami manusia sebagai individu, tetapi tetap sebagai makhluk umum dan universal.
Perbedaan Diantara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, Dan Humanistik Dilihat Dari Kepribadian Sehat :
a.       Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat dalam diri setiap individu.

b.      Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit / pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut aliran Behavioristik, sementara aliran Humanistik memandang optimistik terhadap kodrat manusia yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik dan berkembang melampaui kekuatan – kekuatan negatif yang potensial menghambat.


c.       Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu, semntara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik lagi.
Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hokum yang ada, sementara menurut aliran Humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya.

-          Pendapat Allport : memahami dan menjelaskan perkembangan propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat dan ciri-ciri kepribadian yang matang menurut Allport.

Gordon Allport (1897-1967)
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuaan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam tori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.

Proprium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi egoyang telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu serupa manusia mikro (homunculus) atau “ manusia yang berada di dalam dada” yang melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian.
Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh bidang kepribadian.

Ciri-ciri kepribadian yang matang menurut allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:

1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)

3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.


4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.

Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

Jumat, 06 Maret 2015

Tugas Softskill Kesehatan Mental bab 2

Nama : Nurfahsyahbani Ramitha
Npm : 16513654
Kelas : 2pa06

Tugas Kesehatan Mental  Bab 2

Teori Kepribadian Sehat
a.      Aliran Psikoanalisa
Aliran Psikoanalisa merupakan suatu teori yang mempengaruhi teori kepribadian yang bersifat psikodinamik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Teori psikologi Freud didasarkan atas keyakinannya bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang dinamis. Sebagaimana hukum konversi energi, Freud beranggapan bahwa energi psikis bersifat kekal, tidak bisa dihilangkan, dan bila dihambat akan mencari saluran lain. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis energi psikis itu beramsusmsi pada fungsi psikis yang berbeda, yaitu Id, Ego dan Superego.
Selain membagi struktur kepribadian berdasarkan energi psikisnya, Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul. Tingkatan yang pertama adalah tingkat sadar atau kesadaran (conscious level). Pada tingkat ini aktivitas mental bisa kita sadari setiap saat seperti berpikir dan persepsi. Sebagian dari ego dan super ego selalu berada pada tingkat ini. Yang kedua adalah tingkat prasadar (preconscious level), pada tingkat ini kita bisa menyadari gejala-gejala psikis yang timbul bila hanya kita yang memperhatikannya. Gejala-gejala seperti itu adalah memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain. Sebagian besar ego dan super ego berada dalam tingkatan ini, yaitu pengetahuan yang telah kita simpan dalam memori dan norma-norma moral yang tidak kita butuhkan dalam situasi sehari-hari.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian yang sehat adalah individu yang mampu peduli pada orang lain secara mendalam, terikat dalam suatu hubungan yang intim dan mengarahkannya dalam kehidupan kerja yang produktif. Selain itu, impuls seksual dapat diekspresikan dalam hubungan dengan orang dewasa yang berbeda gender, sedangkan impuls yang tersalurkan dalam kegiatan sosial produktif.


b.      Aliran Behaviouristik

Aliran psikologi behavioristik adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subjek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme ( yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan - laporan subjektif ) dan juga psikoanalisis ( yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak ).
Behavioristik secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalisme. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses - proses mental. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa - apa.
Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh - sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada fungsionalisme.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem kompleks yang bertigkah laku menurut cara - cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.

Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting, yaitu :
1.      Menekankan pada respon - respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2.      Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3.      Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Manusia dapat belajar banyak tentang perilakunya sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respon terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.

Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
1.      Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2.      Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
3.      Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.



Daftar Pustaka :
·  Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
·  Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma. 
·  Elsamariso. Kepribadian Tentang Perbedaan Teori Kepribadian Sehat. di Hal. 19 - 25. 
·  Lindsay, Gardner. Editor: Sugiyono. (1993). Psikologi Kepribadian 3 Teori - Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta. 
·  Rochman, Kholil. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press.
·   Sarwono, S.W. (2002). Berkenalan dengan Aliran - Aliran dan Tokoh - Tokoh Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang.
·  Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius.
·  http://www.psychologymania.com/2013/01/aliran-psikologi-behaviorisme.html.


Tugas Softskill Kesehatan Mental Bab 1

Nama : Nurfahsyahbani Ramitha
Npm : 16513654
Kelas : 2pa06

Tugas Kesehatan Mental  Bab 1


a.      Orientasi kesehatan mental
-          Memahami dan menjelaskan secara garis besar orientasi kesehatan mental


b.      Konsep Sehat
-          Memahami dan menjelaskan konsep sehat berdasarkan dimensi emosi, intelektual, social, fisik, dan spiritual.

Konsep Sehat

Pribadi yang normal atau bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang kuat dan bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma dan pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan (Kartono,1998).
Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Individu yang sehat mentalnya dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negative dengan tidak adanya gangguan mental dan secaea positif, yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental.

Konsep Sehat dilihat dari 5 Dimensi

1. Dimensi Emosional
Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
2. Dimensi Intelektual
Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut.
3. Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik.
4. Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
5. Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing.

c.       Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
-          Memahami dan menjelaskan sejarah perkembangan kesehatan mental

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

 Kesehatan menurut Freund (1991) “suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagian yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”, juga sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai suatu keadaan tidak adanya penyakit sebagai salah satu ciri kalau organisme disebut sehat. Mental hygiene disebut juga ilmu kesehatan mental merupakan ilmu pengetahuan yang masih muda. Dulu orang berpendapat gangguan keseimbangan mental itu disebabkan oleh gangguan roh jahat.

Kesehatan mental di cetuskan oleh Adolf Meyer (psychiater) berdasarkan saran Beers (mantan penderita sakit mental), membantu perkembangan gerakan usaha kesehatan mental. Dialah yang mengemukakan istilah “Mental Hygiene”. Di amerika pada tahun 1908 terbentuk suatu organisasi “Connectitude Society for Mental Hygiene”. Pada tahun 1909 berdirilah “The National Committee for Mental Hygiene”. Di inggris pada tahun 1842 berdirilah organisasi “The Society for Improving the Condition Association for the Protection of the Insane and the Prevention of Insanity”.

 Akibat perang dunia I dan II banyak terdapat penderita “war neurosis” di kalangan anggota militer, sehingga gerakan Mental Hygiene makin besar usahanya mencari metode yang efisien untuk mencegah gangguan mental serta mengadakan pembaharuan dalam metode penyembuhan. Pada tahun 1930 Mental Hygiene mengadakan kongres pertama di Washington D.C. tahun 1946 Presiden Amerika Serikat menandatangani undang-undang “The National Mental Health Act” untuk memajukan kesehatan mental rakyat Amerika, yang menyelenggarakan program mental hygiene antara lain:

1.  WHO : Organisasi ini memberi informasi dan penyuluhan mengenai kesehatan mental kepada anggota UNO. Mengadakan pengawasan terhadap alkoholisme, pencegahan kriminal.
2. UNESCO : Untuk menstimulir penukaran masalah informasi kebudayaan antar bangsa. Didalamnya terdapat suatu departemen yang mengurusi masalah sosial.
3. WFMH : Di dirikan pada tahun 1948. Antara the internasional committee for mental hygiene dengan the british association for mental health, merupakan kelompok non govermental health agencies membantu kesehatan di dunia.



d.      Pendektan Kesehatan Mental
-          Orientasi klasik
-          Orientasi penyesuaian diri
-          Orientasi pengembangan potensi
Orientasi dan Indikator Kesehatan Mental
Kesehatan mental memiliki beberapa orientasi dan indikator, diantaranya:
a. Orientasi klasik, menurut aliran ini seseorang dinyatakan sehat mentalnya apabila ia tidak mempunyai keluhan-keluhan tertentu seperti cemas, tegang, dan sebagainya, dimana semua keluhan itu menimbulkan perasaan sakit.
b. Orientasi pada aspek penyesuaian diri (adjusment), menurut aliran ini seseorang dinyatakan sehat apabila ia mampu menyesuaikan dirinya secara aktif, efektif dan menyenangkan sesuai dengan tuntutan realitas sekitarnya sesuai dengan skala ukuran yang berlaku dalam masyarakat dimana ia berada.
c. Orientasi pada aspek pengembangan potensi, menurut aliran ini seseorang dinyatakan sehat apabila ia mampu mengembangkan potensi-potensinya ditengah masyarakat dimana ia tinggal.

Daftar Pustaka :
·  Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
·  Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma. 
·  Elsamariso. Kepribadian Tentang Perbedaan Teori Kepribadian Sehat. di Hal. 19 - 25. 
·  Lindsay, Gardner. Editor: Sugiyono. (1993). Psikologi Kepribadian 3 Teori - Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta. 
·  Rochman, Kholil. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press.
·   Sarwono, S.W. (2002). Berkenalan dengan Aliran - Aliran dan Tokoh - Tokoh Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang.
·  Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius.
·  http://www.psychologymania.com/2013/01/aliran-psikologi-behaviorisme.html.