Minggu, 10 Januari 2016

REVIEW JURNAL KEPUASAN KERJA

REVIEW JOURNAL KEPUASAN KERJA


By:
Kelompok Pisang
1. Adam Prasentiatara `                    (10513117)
2. Dhea Zahra A                                  (12513220)
3. Mega Elvira                                     (15513384)
4. Nurfahsyahbani R                           (16513654)
5. Ridho Maulana H                           (17513625)







Kelas 3PA 06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015






Judul Jurnal       :  KEPUASAN KERJA PETUGAS KESEHATAN 
                              DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM
                              FAISAL MAKASSAR 2012

Jurnal                 :  Jurnal AKK

Penulis                :   Andi Tenri Sanna Ilma
                      Asiah Hamzah
                      Ridwan Amiruddin

Vol                       : Vol. 1

Tahun                  : September 2012















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang melayani pasien dengan berbagai jenis pelayanan. Oleh karena itu, agar dapat terus mengembangkan dirinya dan untuk kelangsungan hidup organisasi, manajemen rumah sakit perlu melakukan perubahan (Iswanti, 2004). Sebenarnya sebuah organisasi harus menghadapi dua macam customer sekaligus, yakni secara internal adalah para karyawan dan secara eksternal adalah konsumen atau pelanggan. Jadi kalau organisasi ingin memberi layanan yang unggul terhadap customer, maka peningkatan kualitas layanan harus dilakukan pula secara internal (internal service quality) dan secara eksternal (external service quality). Peningkatan kualitas layanan secara internal akan berdampak pada kepuasan kerja (job satisfaction) para karyawan, selanjutnya kepuasan kerja ini akan mempengaruhi kualitas layanan eksternal kepada pelanggan, dan akhirnya para pelanggan akan memperoleh kepuasan atas layanan organisasi tersebut.

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi mendalam tentang  
     konsep – konsep desain tempat kerja & pekerjaan, seleksi & pengembangan,
    kompensasi dan sarana & prasarana penunjang pelayanan.

C. Metode Penelitian
Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di RS Islam Faisal Makassar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Informan Penentuan informan dilakukan dengan Teknik Snowball Sampling. Informan terdiri dari Kepala Seksi Keperawatan dan Kepala Seksi Tata Ruang & Personalia sebagai informan kunci, dan triangulasi kepada Kepala Ruang Perawatan, Perawat, Kepala Seksi Pelayanan & Penunjang Medis, dan Kepala Seksi Administrasi & Sekretaris sebagai informan tambahan.


BAB II
ISI

A.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah kualitatif dengan wawancara mendalam dan Teknik Snowball Sampling.
           
B.     Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsep desain tempat kerja & pekerjaan nampak bahwa Lingkungan kerja nyaman, representatif, aman, kondusif, dan memberikan kepuasan bagi petugas kesehatan yang bekerja, kondisi kerja dalam hal hubungan kerja baik, namun hubungan kerja atasan dengan bawahan terkendala dengan masalah kedisiplinan tenaga perawat yang sering melalaikan tanggungjawab shift kerja. Petugas kesehatan memiliki identitas tugas dalam artian mengerjakan pekerjaan dan tanggungjawab sesuai dengan prosedur kerja SK Direktur No. 122/A.6/RSIF/XII/2008, serta diberikan otonomi dalam batas tertentu di setiap unit kerja, tetapi tetap mengetahui unit – unit yang lain dan berkonsultasi serta ada garis koordinasi langsung dari pimpinan sebagai pengambil keputusan tertinggi di RS. Pada konsep seleksi dan pengembangan nampak bahwa proses rekrutmen dilakukan sesuai dengan prosedur, mulai dari penerimaan berkas lamaran, tes tertulis, tes wawancara sampai pada tes keagamaan termasuk mengaji. Namun, proses rekrutmen diutamakan bagi mereka yang berpengalaman kerja, sudah memiliki SIP (Surat Izin Praktek) dan bertahap bahkan sempat mengalami perubahan yang dahulu menerima lamaran dari karyawan lepas, sekarang diawali dengan pemberian magang, honorer, kontrak, lalu menjadi tenaga tetap, semua didasarkan pada kinerja dan masa kerja petugas kesehatan, pelatihan dan dan pengembangan petugas kesehatan belum merata dan maksimal diberikan kepada semua tenaga perawat maupun non medis, hanya didasarkan atas kebutuhan unit – unit spesifik, dan bagi orang – orang tertentu saja dengan masa kerja yang sudah lama, karena dilihat berdasarkan kriteria pengabdian, tingkat loyalitas, dan risiko untuk pindah, biayanya pun tidak dianggarkan 5% dari anggaran RS, karena disesuaikan dengan pendapatan RS, hanya diberikan secukupnya saja, misalnya untuk biaya transport, dll, sehinggan tidak jarang petugas kesehatan yang mengikuti pelatihan harus membiayai dirinya sendiri karena bukan diutus oleh RS, padahal mereka sangat memerlukan pelatihan dan pengembangan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia. Pada konsep sistem kompensasi nampak bahwa sistem kompensasi (insentif) dirasakan masih sangat kurang bagi petugas kesehatan baik medis maupun nonmedis, pemberian insentif pun diberikan berdasarkan tanggungjawab, pendidikan, dan masa kerja, padahal seharusnya bagi perawat pelaksana yang mendapat paling banyak insentif karena beban kerja mereka yang cukup berat. Insentif ada yang berasal dari jasa perawatan, insentif yang langsung masuk daftar gaji, dan insentif per bulan yang diambil dari sumber – sumber pendapatan yang dibagikan minimal 3 (tiga) bulan, reward (penghargaan) belum maksimal seperti yang diharapkan, reward diberikan hanya sekali pada kepemimpinan terdahulu melalui Karyawan Teladan, mendapat bonus 1 (satu) bulan gaji, itupun hanya bagi mereka yang bekerja lebih dari 20 (dua puluh) tahun ke atas. Namun, sejak pergantian pimpinan reward diberikan bonus umroh melalui pengundian dan melihat masa kerja serta tingkat loyalitas yang tinggi.  Pada konsep sarana dan peralatan penunjang nampak bahwa sarana dan peralatan penunjang juga masih kurang memadai, dari segi ketidaksesuaian jumlah tenaga dengan jumlah tempat tidur, dari jumlah tempat tidur dan jumlah ruang perawatan yang juga masih kurang sehingga sering terjadi penolakan pasien, bahkan sampai pada kurangnya peralatan EKG untuk operasi dan GP (ganti perban) untuk pasien, mereka harus meminjam dari ruangan lain, dan tentu saja akan menghambat pemberian pelayanan kepada pasien, ada beberapa barang yang sudah tidak layak pakai seperti tempat tidur dan bantal yang mulai usang, WC yang kotor, komputer yang harus diganti, yang bahkan tidak jarang kurang cepat mendapat jawaban/respon dari pihak manajemen/pimpinan untuk segera menambahkan kekurangan alat dan menggantikan beberapa sarana dan peralatan penunjang yang sudah tidak layak pakai.

BAB III
          Penutup

Kesimpulan dan saran
Penulis menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan internal sudah cukup memberikan kepuasan kerja bagi petugas kesehatan dalam hal lingkungan kerja yang nyaman dan representatif, tetapi hubungan kerja yang bermasalah antara atasan dan bawahan, dimana bawahan yang kurang disiplin yang sering melalaikan tanggungjawabnya menyebabkan atasan sering menegur dan ingin menindaktegas, namun masih menjaga hubungan baik. Semua petugas kesehatan sudah bekerja sesuai dengan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh pimpinan RS. Proses seleksi sudah mengikuti prosedur tetap, diberikan magang terlebih dahulu, kemudian honor, kontrak baru bisa diangkat menjadi tenaga tetap dengan melihat masa kerjanya. Pelatihan dan pengembangan masih belum maksimal merata dilaksanakan. Pemberian insentif dan reward juga dirasakan masih sangat kurang. Kelengkapan dan kelayakan peralatan penunjang juga dirasakan masih sangat kurang yang menjadi kendala terhadap pemberian pelayanan kepada pasien. Diharapkan adanya peningkatan kesejahteraan petugas kesehatan dan peningkatan persediaan peralatan penunjang seperti ruang perawatan, tempat tidur, peralatan penunjang lain lebih ditingkatkan agar bisa memberikan kepuasan kerja petugas kesehatan dan peningkatan kepuasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Akustia, Eny.(2001). Pengaruh Karakteristik dan Faktor Kondisi Pekerjaan     
         Dengan Kepuasan Kerja Perawat Puskesmas di Kabupaten Pati. Semarang.

Amran, Tiena Agustina. (2009). Analisis Model Kepuasan Kerja dalam  
        Organisasi Jasa dengan Struktural Equation Modelling (SEM). Universitas
        Trisakti.Eksekutif, Volume 6 N0.1.

Andini, Rita. (2006). Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja,
         Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention. Semarang

Arifin, Bey. (2003). Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap
         Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada 3 Rumah Sakit Swasta di Kota
         Semarang). Program Magister Manajemen Pascasarjana, Universitas
         Diponegoro. Semarang

Brannen, Julia. (2005). Memadu Metode Penelitian-Kualitatif & Kuantitatif.
         Yogyakarta:Pustaka Belajar

Efendi. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,
         Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas
         Pegawai. Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia.

Hamsyah, Arir.(2004).Analisis Pengaruh Suasana Kerja Terhadap Tingkat
          Kepuasan Kerja Perawat di Bangsal Rawat Inap RSU Ungaran Semarang.

Haerawati, Susi. (2006). Analisis Faktor-Faktor Manajemen yang Berpengaruh
         Terhadap Kepuasan Kerja Dokter di Rumah sakit Umum Daerah Kota
          Semarang. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi
          Administrasi Rumah Sakit. Universitas Diponegoro. Semarang

Iswanti, D. S. (2004).Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
            Kepuasan Kerja Tenaga Medis Poliklinik Rawat Jalan RSUD Tugurejo.
          Semarang.
Johan, Rita. (2002). Kepuasan Kerja Karyawan dalam Institusi Pendidikan.
          Jurnal Pendidikan Penabur No. 01/Th. I/Maret 2002. Universitas
          Atmajaya. Jakarta

Kotler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas. PT:
          Prenhallindo : Jakarta

Laily, Nur. (2011). Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja
           dan Kinerja Manajerial Industri Pupuk di Indonesia.
             www.jurnal.pdii.lipi.go.id Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi.
           Edisi Sepuluh. Penerbit Andi : Yogyakarta

Muljono, Pudji. (2008). Hubungan Antara Kepuasan Kerja dan Sikap Terhadap
            Profesi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian. Jurnal Transdisiplin
            Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia. Studi Terhadap Penyuluh
           Pertanian Bogor

































REVIEW JURNAL JOB ENRICHMENT

REVIEW JOURNAL JOB ENRICHMENT


By:
Kelompok Pisang
1. Adam Prasentiatara `                    (10513117)
2. Dhea Zahra A                                  (12513220)
3. Mega Elvira                                     (15513384)
4. Nurfahsyahbani R                           (16513654)
5. Ridho Maulana H                           (17513625)







Kelas 3PA 06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015






Judul Jurnal       :  Pengaruh Insentif Non Financial (Job 
                              Enrichment, Employee Recognition) terhadap
                              Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
                              Karyawan
Jurnal                 :  Jurnal Market

Penulis                : Amiruddin Idris

Vol                       : Vol. 16

Tahun                  : Juli 2010

DOI                     : ISSN 1693-4806











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, kompetisi global dan perdagangan bebas menuntut sumber daya  manusia yang handal yang mampu beradaptasi dengan berbagai situasi perubahan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu memilih sumber daya berkualitas dan mempertahankan sumber daya manusia yang sudah ada dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk dapat mempertahankan sumber daya yang ada, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kepuasaan karyawan, meningkatkan komitmen organisasi karyawan dan memberikan keamanan kerja bagi karyawan, Widiandono (2003).
      Kepuasaan kerja sangat dipengaruhi oleh kepuasan gaji (Grund, 2001). Oshagbemi, 2000). Bagi perusahaan yang besar memberikan gaji yang tinggi akan relative lebih mudah karena adanya sumber daya financial yang memadai, akan tetapi bagi usaha kecil dan menengah (UKM) akan mengalami kendala, karena terbatasnya sumber daya financial. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya tingkat kepuasan dan komitmen organisasi karyawan usaha kecil. Anoraga (2002) menyatakan bahawa masalah sumber daya manusia pada usaha kecil adalah sulitnya mencari dan mempertahankan tenaga kerja yang memiliki loyalitas, kedisiplinan, kejujuran dan disiplin akan cenderung lebih cepat berpindah kerja untuk memncari insentif yang lebih tinggi atau membagi waktu bekerja dengan pekerjaan lain. Hal ini akan sangat menggangu usaha kecil.
       Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya UKM harus pandai menarik dan memepertahankan karyawan dalam kondisi keuangan yang terbatas, sehingga memerlukan alternative penggajian (reward), yaitu ddengan insentif non finasial, Appelbaum  (1991). Appelbaum (2000) meyatakan bahwa perusahaan kecil bisa mengoptimalkan imbalan ekstrinsik non financial yang sesuai untuk dipergunakan sebagai pendorong serta menarik dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkeahlian agar tidak berpindah. Oleh karena itu untuk mengatasi kendala finasial yang terbatas, insentif non finasial menjadi alat yang sangat penting agar karyawan betah dan puas pada pekerjaannya.


B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh tambahan bukti empiris mengenai pengaruh insentif non financial (job enrichment, employee recognition) terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi karyawan.
C. Metodelogi Penelitian
Responden penelitian ini adalah para keryawan yang bekerja pada usaha kecil menengah (UKM) di kota Banda Aceh. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti mengakibatkan terbatasnya jumlah responden yang dapat digunakan dalam penelitian. dalam penelitian ini responden yang digunakan adalah sebanyak 60 orang. Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran demografi responden dan diskripsi mengenai variable peneltian yaitu employee recognition (a) job enrichment (s), kepuasan (k) dan komitmen organisasi (q) dengan menggunakan table disribusi frekuensi yang menunjukkan mean dari variable yang diteliti.




BAB II
ISI

A.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan analisis deskriptif.
           
B.     Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa job enrichment memiliki hubungan yang siginifikan terhadap kepuasan kerja.



BAB III
Penutup

Kesimpulan
Berdasarkan pengujian model dan analisis pada bab sebelumnya serta nilai rata-rata yang diperoleh dari setiap kuesioner, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut;
      Dalam penelitian job enrichment semakin tinggi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Apabila job enrichment semakin tinggi, maka kepuasan akan semakin meningkat. Dengan skor rata-rata sebesar3.94, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan merasa cukup bebas dalam melaksanakn pekerjaan serba mudah mengevaluasi hasil kerja mereka sendiri, kondisi seperti ini sangat diharapkan oleh karyawan, sehingga kepuasan kerja dapat ditingkatkan. Kepuasan kerja karyawan juga dapat disebabkan karena adanya pekerjaan yang menarik dan kesempatan untuk mengimplementasikan semua rencana dan ide dalam pekerjaa. Apabila semua karyawan mulai dengan pekerjaan yang menarik, bebas merencanakan apa yang akan dikerjakan, serta mengimplementasikan apa yang telah direncanakan dan dapat mengevaluasi apa yang telah dikerjakan, maka karyawan akan mencapai tingkat kerja yang optimal.