Sabtu, 18 April 2015

Tugas Kesehatan Mental 8

Nama : Nurfahsyahbani R
Npm : 16513654
Kls : 2PA06

Tugas Kesehatan mental 8

8. Stress

A.      Arti Penting stress

Memahami dan menjelaskan apa itu stress, efek-efek dari stress, “General Adaptation Syndrom” dari Hans Selye, serta faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress.

·         Pengertian stress

Stress merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan juga stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.

·         Efek-efek stress menurut Hans Selye

Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.”
Biasanya yang menyebabkan diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau kondisi keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang sulit, serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya sebagian kecil faktor individu yang menyebabkan stress.

·         General Adaptation Syndrom (GAS)

GAS (General Adaptation Syndrom) merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.

a.       Fase Alarm ( Waspada)

Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun. Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “.  Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

b.      Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi  gejala stress menurun atau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu Fase kehabisan tenaga.

c.       Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.


·         Faktor-faktor individual dan social yang menjadi penyebab stress

Seseorang mengalami stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan faktor sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain). Karena sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang sangat kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka akan menyebabkan seseorang mengalami stress.


B.      Tipe-tipe stress psikologis
Memahami dan menjelaskan Tipe-tipe stress psikologis: Tekanan, Frustasi, Konflik,  Kecemasan

·         Tekanan
Biasanya tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, mealinkan di luar diri juga. Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.

·         Konflik
Perbedaan pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan itu akan menimbulkan koflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkna organisasi.

·         Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.

·         Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakn suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.

C.      Symptom-reducing responses terhadap stress
Memahami dan menjelaskan Symptom-reducing responses terhadap stress, menyangkut Mekanisme Pertahanan Diri (Defense Mechanisms) dan berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi stress “minor”

Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:

1.       Indentifikasi

Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.

2.       Kompensasi

Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.

3.       Overcompensation/ reaction formation

Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.

4.       Sublimasi

Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.

5.       Proyeksi

Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.

6.       Introyeksi

Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.

7.       Reaksi konversi

Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.

8.       Represi

Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.

9.       Supresi

Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”

10.     Denial

Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
     
11.     Regresi

Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
     
12.     Fantasi

Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
     
13.     Negativisme

Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.

14.   Sikap mengkritik orang lain

Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.

Selain mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi serta mengurangi stress yang timbul karena adanya stressor, individu dapat juga menggunakan berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi stress “minor”.

Coping strategy merupakan koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.

Untuk mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan berbagai macam koping spontan dan sederhana. Tidak perlu memerlukan banyak biaya dan waktu yang dikorbankan. Stres “minor” merupakan stres yang tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap individu yang merasakannya. Misalnya seperti kecelakaan, mendapat nilai yang buruk di rapot, telat datang ke kantor, dan lain sebagainya.

Biasanya jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup parah, peranan obat/medikasi sangat membantu. Namun terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan di saat stres juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.

Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedbackn adalah suatu teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback kurang efektif untuk digunakan secara praktis.

Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang mengalami stres.

Relaksasi dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang stres “minor”. Dengan merasa rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang mengalami stres lalu mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikira menjadi lebih tenang.

Namun dari semua strategi yang ada, menguah sikap hidup merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.

Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
1.       Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
2.       Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
3.       Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
4.       Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.


D.      Pendekatan “problem-solving” terhadap stress
Memahami dan menjelaskan Pendekatan “problemsolving” terhadap stress, menyangkut bagaimana meningkatkan toleransi stress dan pendekatan yang berorientasi pada tugas.

Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Problem Solving
Istilah problem solving sering digunakan dalam berbagai bidangilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda pula. Tetapi problemsolving dalam matematika memiliki kekhasan tersendiri. Problemsolving dalam matematika adalah proses dimana seorang siswa ataukelompok siswa menerima tantangan yang berhubungan denganpersoalan matematika dimana penyelesaiannya dan caranya tidaklangsung bisa ditentukan dengan mudah dan penyelesaiannyamemerlukan ide matematika. Secara garis besar terdapat tiga macaminterpretasi istilah problem solving dalam pembelajaran matematika,yaitu:

1.problem solving sebagai tujuan (as a goal)
2.problem solving sebagai proses (as a process)
3.problem solving sebagai keterampilan dasar (as a basic skill)


Bagaimana Meningkatkan Toleransi Stress dan Berorientasi Pada Tugas ?

Seringkali menimbulkan reaksi lebih stres dan psikosomatik: ruam berbagai
pada kulit, sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot, gastritis, ulkus, gangguan pencernaan
dan melemahnya umum imunitas. Cobalah beberapa diusulkan di sini tips dan mengajari tubuh Anda untuk melakukan tanpa obat penenang, stimulan, kafein dan rokok. # Dengarkan tubuh Anda. Cobalah untuk memulai paginya berkonsentrasi pada memperbaiki keadaan kesehatan dan perasaan dalam tubuh. Bertanya diri sendiri: "Apa yang harus tubuh saya hari ini", "? mana ada daerah ketegangan" "Apakah saya memiliki banyak usaha dan energi?", "Apa yang saya perlu merasa keberanian? ". Cobalah untuk menjaga dialog sesering mungkin dan, jika mungkin melakukan sesuatu yang membutuhkan tubuh Anda. Misalnya, pergi tidur lebih awal dan minum kurang kopi atau makan lebih banyak buah. # Mengisi dosis vitamin D, karena
ini adalah antioksidan terbaik, yang melindungi kita dari kanker, osteoporosis, multiple sclerosis dan DIABETES. Cara termudah untuk memperkaya diri sendiri dengan vitamin D - ini adalah berjemur. Dan pada vitamin yang sangat baik dingin dan mendung Selain itu adalah penggunaan ikan berminyak seperti halibut, salmon, sarden, makarel, mackerel dan ikan trout. # Belajarlah untuk memaafkan. Meskipun kesederhanaan ini pernyataan, banyak ilmuwan setuju tentang manfaat pengampunan. Membenci pada orang, kita kembali ke bagian primitif otak (salah satu yang dan reptil), dan yang memprovokasi kita untuk reaksi jenis lari atau menyerang.

Jadi kita menjaga tubuh dan pikiran kita dalam stres yang konstan, yang kemudian
mempengaruhi kesehatan kita. # Lebih Anda berjalan, berlari, berenang, melompat di trampolin (Anda dapat membeli trampolin kecil) dan sebagainya. Bahkan latihan fisik yang paling dasar meningkatkan tingkat norepinorfina di otak, suatu zat yang membantu kita untuk lebih menahan stres. Praktek #yoga, meditasi, tai chi, atau latihan pernapasan. Praktek kuno ini berkontribusi pada pencapaian keseimbangan antara tubuh dan pikiran, memperlambat denyut jantung, pernapasan dan relaksasi otot yang mendalam. Mulai kecil: lima bermeditasi
menit sehari, sebelum tidur dan setelah bangun. Sebuah hasil positif akan Anda energi untuk latihan lagi. # Mengurangi jumlah cookie, kue dan karbohidrat lainnya, disusun dengan menggunakan dimurnikan gula dan tepung putih. Makanan seperti meningkatkan hormon kortisol atau stres dalam tubuh. Produk yang berkontribusi pada hormone Saldo mengandung omega-3 (salmon, herring, mackerel, halibut, sarden, biji rami) dan vitamin B5 (kubis, brokoli, produk gandum, telur).

Belajarlah untuk mengatakan tidak. Jika Anda ingin istirahat dari minggu yang sibuk,
dan teman-teman Anda menyeret Anda ke pesta, atau tetangga yang bosan dan ingin ngobrol
kemudian belajar bagaimana untuk menolak kegiatan yang tidak diinginkan, dan Anda melakukan apa yang Anda inginkan. Sejumlah besar kasus, komunikasi terlalu banyak kentara meningkatkan stres dan tidak memberikan kesempatan untuk tinggal bersamanya saja.  Sering gilirannya komputer dan TV dan hanya berjalan-jalan atau praktek tai chi atau studi masak masakan baru, atau hanya menghabiskan waktu bersama keluarganya. # Dengarkan  musik santai atau klasik, suara ombak, burung-burung bernyanyi, mengoceh sungai atau suara hujan. # Carilah hobi atau bentuk tenaga kerja manual, apakah bordir, lukisan, fotografi atau menggambar rangkaian bunga. Seperti penelitian mengungkapkan kreativitas kita dan membantu untuk meringankan stres.




Sumber :

·         http://www.scribd.com/doc/54824002/Pengertian-Problem-Solving

Tidak ada komentar:

Posting Komentar