Nama : Nurfahsyahbani R
Npm : 16513654
Kls : 2PA06
Tugas Kesehatan mental 8
8. Stress
A.
Arti
Penting stress
Memahami
dan menjelaskan apa itu stress, efek-efek dari stress, “General Adaptation
Syndrom” dari Hans Selye, serta faktor-faktor individual dan sosial yang
menjadi penyebab stress.
·
Pengertian stress
Stress merupakan
suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan
juga stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
·
Efek-efek stress menurut Hans Selye
Menurut
Hans Selye, “Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap
setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya.”
Biasanya
yang menyebabkan diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau
kondisi keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang
sulit, serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya
sebagian kecil faktor individu yang menyebabkan stress.
·
General Adaptation Syndrom (GAS)
GAS
(General Adaptation Syndrom) merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh
terhadap stress. Respon yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan
sistem endokrin.
a.
Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan
pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda
fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh,
gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh
menurun. Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh
seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan
akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk
meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk
keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan
denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan
ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas
hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan
atau menghindar “. Respon ini bisa
berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu
akan masuk ke dalam fase resistensi.
b.
Fase Resistance (Melawan)
Individu
mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi
fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi
gejala stress menurun atau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon,
denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya
beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel –
sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa
terakhir dari GAS yaitu Fase kehabisan tenaga.
c.
Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan
fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan
kematian.
Tahap ini
cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi
menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap
stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.
·
Faktor-faktor individual dan social yang menjadi
penyebab stress
Seseorang
mengalami stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan
faktor sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena
bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain).
Karena sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang
sangat kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka
akan menyebabkan seseorang mengalami stress.
B. Tipe-tipe
stress psikologis
Memahami dan
menjelaskan Tipe-tipe stress psikologis: Tekanan, Frustasi, Konflik, Kecemasan
·
Tekanan
Biasanya
tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, mealinkan di luar diri juga.
Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan
pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis
bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
·
Konflik
Perbedaan
pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai
suatu tujuan itu akan menimbulkan koflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan
diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok,
bahkna organisasi.
·
Frustasi
Suatu
kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya
seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.
·
Kecemasan
Khawatir,
gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakn suatu tanda atau sinyal
seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.
C. Symptom-reducing
responses terhadap stress
Memahami dan
menjelaskan Symptom-reducing responses terhadap stress, menyangkut Mekanisme
Pertahanan Diri (Defense Mechanisms) dan berbagai strategi coping yang spontan
untuk mengatasi stress “minor”
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan
individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
1.
Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya
memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan
sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2.
Kompensasi
Seorang individu
tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di
bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika,
namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3.
Overcompensation/ reaction formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat
melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4.
Sublimasi
Sublimasi adalah
suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu
konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam
bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi.
Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong
hewan.
5.
Proyeksi
Proyeksi adalah
mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di
luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu
proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
6.
Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
7.
Reaksi konversi
Secara singkat
mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan
belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi
pucat dan berkeringat.
8.
Represi
Represi adalah
konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan
ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang
karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya
tadi siang.
9.
Supresi
Supresi yaitu
menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak
mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
10.
Denial
Denial adalah
mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya
seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
11.
Regresi
Regresi adalah
mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang
digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12.
Fantasi
Fantasi adalah
apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
13.
Negativisme
Adalah perilaku
seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan
perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya
dengan bolos sekolah.
14.
Sikap mengkritik orang lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan
yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat
berlangsung.
Selain
mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi serta mengurangi
stress yang timbul karena adanya stressor, individu dapat juga menggunakan
berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi stress “minor”.
Coping
strategy merupakan koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah
dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa
diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan
strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya,
stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor
tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.
Untuk
mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan berbagai macam koping spontan
dan sederhana. Tidak perlu memerlukan banyak biaya dan waktu yang dikorbankan.
Stres “minor” merupakan stres yang tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap
individu yang merasakannya. Misalnya seperti kecelakaan, mendapat nilai yang
buruk di rapot, telat datang ke kantor, dan lain sebagainya.
Biasanya
jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup parah, peranan obat/medikasi
sangat membantu. Namun terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan di saat stres
juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.
Ada
beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedbackn adalah
suatu teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian
belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup
rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh
tertentu. Biofeedback kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Untuk
mengatasi stres minor, individu dapat mengatur istirahat yang cukup dan olah
raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang
mengalami stres.
Relaksasi
dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang stres “minor”. Dengan merasa
rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang
mengalami stres lalu mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu
meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam
dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun
dari semua strategi yang ada, menguah sikap hidup merupakan strategi yang
paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran
negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik dalam menghadapi
stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap masalah yang akan
terus ada dalam hidupnya.
Strategi
koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
1.
Peningkatan kesadaran terhadap masalah:
mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang
tengah berlangsung.
2.
Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan
cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini
meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk
memecahkan masalah.
3.
Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih
secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau
menghilangkan stressor.
4.
Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi
telah berhasil di atasi.
D. Pendekatan
“problem-solving” terhadap stress
Memahami dan
menjelaskan Pendekatan “problemsolving” terhadap stress, menyangkut bagaimana
meningkatkan toleransi stress dan pendekatan yang berorientasi pada tugas.
Pendekatan
Problem Solving Terhadap Stress
Problem Solving
Istilah problem
solving sering digunakan dalam berbagai bidangilmu dan memiliki pengertian yang
berbeda-beda pula. Tetapi problemsolving dalam matematika memiliki kekhasan
tersendiri. Problemsolving dalam matematika adalah proses dimana seorang siswa
ataukelompok siswa menerima tantangan yang berhubungan denganpersoalan
matematika dimana penyelesaiannya dan caranya tidaklangsung bisa ditentukan
dengan mudah dan penyelesaiannyamemerlukan ide matematika. Secara garis besar
terdapat tiga macaminterpretasi istilah problem solving dalam pembelajaran
matematika,yaitu:
1.problem
solving sebagai tujuan (as a goal)
2.problem
solving sebagai proses (as a process)
3.problem
solving sebagai keterampilan dasar (as a basic skill)
Bagaimana
Meningkatkan Toleransi Stress dan Berorientasi Pada Tugas ?
Seringkali
menimbulkan reaksi lebih stres dan psikosomatik: ruam berbagai
pada kulit,
sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot, gastritis, ulkus, gangguan pencernaan
dan melemahnya
umum imunitas. Cobalah beberapa diusulkan di sini tips dan mengajari tubuh Anda
untuk melakukan tanpa obat penenang, stimulan, kafein dan rokok. # Dengarkan
tubuh Anda. Cobalah untuk memulai paginya berkonsentrasi pada memperbaiki
keadaan kesehatan dan perasaan dalam tubuh. Bertanya diri sendiri: "Apa yang
harus tubuh saya hari ini", "? mana ada daerah ketegangan" "Apakah
saya memiliki banyak usaha dan energi?", "Apa yang saya perlu merasa keberanian?
". Cobalah untuk menjaga dialog sesering mungkin dan, jika mungkin melakukan
sesuatu yang membutuhkan tubuh Anda. Misalnya, pergi tidur lebih awal dan minum
kurang kopi atau makan lebih banyak buah. # Mengisi dosis vitamin D, karena
ini adalah
antioksidan terbaik, yang melindungi kita dari kanker, osteoporosis, multiple
sclerosis dan DIABETES. Cara termudah untuk memperkaya diri sendiri dengan
vitamin D - ini adalah berjemur. Dan pada vitamin yang sangat baik dingin dan
mendung Selain itu adalah penggunaan ikan berminyak seperti halibut, salmon,
sarden, makarel, mackerel dan ikan trout. # Belajarlah untuk memaafkan.
Meskipun kesederhanaan ini pernyataan, banyak ilmuwan setuju tentang manfaat
pengampunan. Membenci pada orang, kita kembali ke bagian primitif otak (salah
satu yang dan reptil), dan yang memprovokasi kita untuk reaksi jenis lari atau
menyerang.
Jadi
kita menjaga tubuh dan pikiran kita dalam stres yang konstan, yang kemudian
mempengaruhi
kesehatan kita. # Lebih Anda berjalan, berlari, berenang, melompat di trampolin
(Anda dapat membeli trampolin kecil) dan sebagainya. Bahkan latihan fisik yang
paling dasar meningkatkan tingkat norepinorfina di otak, suatu zat yang
membantu kita untuk lebih menahan stres. Praktek #yoga, meditasi, tai chi, atau
latihan pernapasan. Praktek kuno ini berkontribusi pada pencapaian keseimbangan
antara tubuh dan pikiran, memperlambat denyut jantung, pernapasan dan relaksasi
otot yang mendalam. Mulai kecil: lima bermeditasi
menit sehari,
sebelum tidur dan setelah bangun. Sebuah hasil positif akan Anda energi untuk
latihan lagi. # Mengurangi jumlah cookie, kue dan karbohidrat lainnya, disusun
dengan menggunakan dimurnikan gula dan tepung putih. Makanan seperti
meningkatkan hormon kortisol atau stres dalam tubuh. Produk yang berkontribusi
pada hormone Saldo mengandung omega-3 (salmon, herring, mackerel, halibut,
sarden, biji rami) dan vitamin B5 (kubis, brokoli, produk gandum, telur).
Belajarlah
untuk mengatakan tidak. Jika Anda ingin istirahat dari minggu yang sibuk,
dan teman-teman
Anda menyeret Anda ke pesta, atau tetangga yang bosan dan ingin ngobrol
kemudian belajar
bagaimana untuk menolak kegiatan yang tidak diinginkan, dan Anda melakukan apa
yang Anda inginkan. Sejumlah besar kasus, komunikasi terlalu banyak kentara
meningkatkan stres dan tidak memberikan kesempatan untuk tinggal bersamanya
saja. Sering gilirannya komputer dan TV
dan hanya berjalan-jalan atau praktek tai chi atau studi masak masakan baru,
atau hanya menghabiskan waktu bersama keluarganya. # Dengarkan musik santai atau klasik, suara ombak,
burung-burung bernyanyi, mengoceh sungai atau suara hujan. # Carilah hobi atau
bentuk tenaga kerja manual, apakah bordir, lukisan, fotografi atau menggambar
rangkaian bunga. Seperti penelitian mengungkapkan kreativitas kita dan membantu
untuk meringankan stres.
Sumber :
·
http://healthmoslemcommunity.wordpress.com/2010/01/14/tanda-tanda-dampak-stress-bagi-tubuh-kita-2/
·
http://fitri-danpsikologipendidikan.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-penyebab-stress-stressor.html
·
http://www.scribd.com/doc/54824002/Pengertian-Problem-Solving
Tidak ada komentar:
Posting Komentar