Selasa, 10 November 2015

Review Film FURY (Leadership)

Psikologi Manajemen
Leadership



By:
Kelompok Pisang

1. Adam Prasentiatara          `           (10513117)
2. Dhea Zahra A                                (12513220)
3. Mega Elvira                                   (15513384)
4. Nurfahsyahbani R                                    (16513654)
5. Ridho Maulana H                         (17513625)


Kelas 3PA 06
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan individu lain serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.




BAB II
Review Film Fury
                                                                 

A. SINOPSIS FILM
“FURY”
2014
Film yang bertemakan Perang Dunia II ini menampilkan adegan peperangan di masa-masa akhir perang dunia II. Pada akhir Perang Dunia II di bulan April 1945  Nazi Jerman runtuh. Kala itu masih ada pasukan sekutu yang masih bertempur di Eropa yang dipimpin oleh sersan Wardaddy (Brad Pitt) yang memerintahkan lima pria untuk menjadi krunya dalam misi yang mematikan, menyerang di jantung Nazi Jerman. Dalam pertempuran itu Wardaddy dan anggotanya harus menerima kenyataan bahwa selain mereka kalah jumlah mereka juga kalah dalam persenjataan.
Fury menceritakan tentang tank bernama “Fury” yang dipimpin oleh Don “Wardaddy” Collier (Brad Pitt), beranggotakan Bible (Shia Lebouf), Gordo (Michael Pena), Gardy “Coon-ass” (Jon Bernthal). Setelah kehilangan salah satu anggotanya dan menjadi satu-satunya tank yang lolos perang, mereka harus menerima anak muda ingusan bernama Norman (Logan Lerman) dalam timnya. Wardaddy harus mendidik Norman agar menerima realita kerasnya perang, agar ia tidak membahayakan timnya dan tentunya tidak terbunuh dengan cepat. Mereka terus dikirim dari 1 kota ke kota yang lain di Jerman untuk menembus pertahananan dan menguasai kota. Tetapi misi mereka sangat sulit, karena jumlah tank sekutu hanya tersisa 4 dan tank mereka kalah canggih dengan tank NAZI. Hingga pada akhirnya, hanya mereka yang tersisa satu-satunya (lagi), dan nasionalisme mereka pun diuji, apakah mereka akan kabur atau tetap bersama tank mereka dan mempertahankan posisi. Iring-iringan tank Fury memasuki pusat kota Jerman, tiba tiba mereka dihadang oleh pasukan Nazi yang bersembunyi di bawah tanah. Mereka tidak hanya dihadang di darat, tapi juga oleh pesawat tempur. Pasukan Nazi Jerman semakin banyak saat mereka memasuki pusat kota.
Selain itu, mereka juga bertemu iring-iringan kelompok pengungsi yang meninggalkan kota. Dentuman-dentuman bom, ranjau dan granat mewarnai sebagian besar adegan film Fury. Tim 'Fury' dipaksa membuat keputusan dan strategi jitu ketika mereka menghadapi pasukan lawan dengan 300 prajurit. Kalah secara jumlah dan persenjataan, Wardaddy dan pasukannya melakukan perlawanan heroik dan menyerang ke jantung pertahanan Nazi Jerman.
                                                                                                       
B. TEORI KEPEMIMPINAN PADA FILM FURY
a.       Theory of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum dan Scmid
Teori ini merupakan hasil pemikiran dari Robert Tannenbaum dan Warren H.Schmidt. Tannenbaun dan Schmidt (dalam Hersey dan Blanchard 1994) berpendapat bahwa pimpinan mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, dimana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan.Perilaku demokratis, perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan.
Menurut teori continuum ada enam tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahan:
-          Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling).
-          Pemimpin menjualkan dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling).
-          Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan. Pemimpin memberiakn keputusan tentative dan keputusan masih dapat diubah.
-          Pemimpin memberikan problem dan meminta sarang pemecahannya kepada bawahan(consulting).
-          Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan.
-          Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan (joining). Jadi, berdasarkan teori continuum, perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak dari dua pandangan dasar:
1. Berorientasi kepada pemimpin.
2. Berorientasi kepada bawahan.

            Dalam teori yang sudah tertera kami menghubungkan enam tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahannya dengan apa yang ada di dalam film Fury (2014).
a.       Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (telling)
-          sersan Collier memberi perintah untuk menembak musuh dari atas pintu masuk tank Fury.
-          sersan Collier member instruksi agar anggotanya menyiapkan senjata saat tank dijalankan.
-          Sersan Collier member instruksi dari atas tank untuk menghancurkan mesin senapan mesin dan mengarahkan arah tembakan.
b.      Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan. Pemimpin memberiakn keputusan tentative dan keputusan masih dapat diubah.
-          Sersan Collier bertanya kepada Norman “apakah kamu dapat menggunakan shoot gun ?” norman menjawabnya “tidak” lalu sersan Collier berkata “kamu pasti bisa,lakukan,setelah itu bunuh NAZI”
-          Saat menghadapi musuh dan ada adegan tembak menembak sersan Collier berkomunikasi kepada kru yang lain saat melihat ada tembakan ke arahnya. Lalu sersan Collier menanyakan “apakah kalian lihat ? aku tidak melihatnya!”
-          Saat Gordo menyuruh Norman menembaki musuh yang sudah terdampar di tanah Norman member alas an bahwa musuh nya semua telah mati tapi Gordo tidak yakin bahwa semua yang terdampar telah mati,jadi tidak Norman lakukan tembakan tersebut.
c.       Pemimpin memberikan problem dan meminta saran pemecahannya kepada bawahan(consulting).
-          Saat Norman tidak dapat menggunakan senjata sersan Collier meminta agar anak buah lainnya mengajarkan Norman dalam menggunakan senjata tersebut.
-          Saat sebelum berangkat ke medan perang sersan Collier diarahkan oleh seorang anak buah untuk menuju ke medan perang.
-          Saat perjalan ke medan perang sersan Collier mengingatkan saat melihat ada warga sipil berjalan sepanjang jalanan takutnya ada musuh dalam kerumunan. Lalu sersan Collier menyuruh kalau ada musuh tembak dan member instruksi kepada anggota lama untuk mengajarkan Norman dalam menggunakan senjata.

d.      Pemimpin menjualkan dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling).
-          Sersan Collier memberi instruksi agar tank ke arah kanan
-          Sersan Collier memberi instruksi kepada Norman agar Norman menembak salah satu anggota yang berkhianat ,tetapi Norman tidak dapat melawan ketakutannya sehingga dipaksa dan diajarkan oleh Sersan Collier untuk menembak orang tersebut. Dan akhirnya Norman menembak orang tersebut.

e.       Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan (joining)
-          Saat perjalanan ke medan peran sersan Collier bercanda dengan bawahannya tetapi dengan secukupnya, ketika menurut sersan Collier bercanda nya sudah “mengganggu” sersan Collier menyuruh menghentikan candaannya mereka.

f.       Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan.
-          Saat Norman tidak menembak musuh dan tentara sejawatnya yang menjadi korban Norman diperintah dan diingatkan oleh Sersan Collier dengan tegas apabila ada musuh langsung di tembak tanpa alasan apapun.
-          Saat ada waktu berdua Sersan Collier dan Norman berbicara berdua msersan Collier mengatakan kepada Norman tindakan Norman dengan tidak berani menembak itu membahayakan semuanya, setelah itu ada salah satu anggota yang bekhianat dan akhirnya Norman yang menembak musuh tersebut dengan tangannya Norman sendiri serta bantuan dari sersan Collier.

BAB III
                                                     KESIMPULAN
            Dalam film Fury ini , tokoh yang diperankan oleh Brad Pitt sebagai Sersan Collier dapat memenuhi kriteria sebagai pemimpin yang baik. Apabila dikaitkan dengan teori kepemimpinan yang ada, film ini dapat dikaitkan dengan “Theory of Leadership Pattern Choice by Tannenbaum and Scmid” karena seorang pemimpin dapat mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, dimana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan.Perilaku demokratis, perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Maka dari itu kelompok kami memilih film Fury ini dan dikaitkan dengan teori Leadership Pattern Choice by Tannenbaum and Scmid.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar